Serviks adalah rahim bagian bawah, yang membentuk leher pada rahim dan terhubung langsung dengan vagina melalui saluran endoserviks. Oleh karena itu, seringkali disebut sebagai leher rahim. Bagian ini memiliki lapisan epitel yang tersusun atas lapis tipis sel. Sel epitel penyusunnya adalah sel squamous dan columnar, biasa juga disebut sel glandular. Sel squamous berbentuk pipih dan bersisik, sedangkan sel columnar berbentuk memanjang. Dan pada kesempatan ini kita akan coba membahas tentang Apa Yang Terjadi Pada Serviks Selama Kehamilan?. Simak ulasan lengkapnya berikut ini
Dr. Adelaide Nardone, penasehat medis di The Vagisil Women’s Health Center and Clinical Instructor di sekolah medis Universitas Brown, menyebutkan bahwa struktur serviks sangat menunjang untuk melindungi janin selama perkembangannya di dalam rahim. Strukturnya tertutup kokoh dan resisten terhadap tekanan dari pertumbuhan jaringan diatasnya, rahim dan janin di dalamnya. Komponen utamanya adalah kolagen. Kolagen inilah yang membentuk struktur kokoh selama kehamilan.
Seiring berjalannya kehamilan, serviks mengalami pematangan. Pematangan yang dimaksud disini adalah ketika leher rahim mendapat suplai air lebih banyak di pembuluh darahnya. Kondisi ini menyebabkannya lebih lembut dan terkadang berwarna kebiruan. Perubahan ini memungkinkannya untuk melonggar dan mengkerut pada saat berkontraksi. Berdasarkan penelitian, kemampuannya mampu melonggar hingga 10 cm, sehingga kepala bayi dapat keluar dari rahim menuju ke vagina.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”rand”]
Perubahan juga terjadi pada bagian os. Os adalah bagian kecil dari serviks yang terbuka. Melalui os darah menstruasi keluar. Ketika hamil bagian kecil tersebut tertutup untuk melindungi janin di dalam rahim hingga saat kelahiran. Pada masa kehamilan, os bagian dalam akan sedikit lebih menonjol. Hormon yang terbentuk selama kehamilan menyebabkan bagian luar os memendek.
Pada masa kehamilan, biasanya serviks memiliki panjang sekitar 3 cm. Ukuran ini dapat diketahui dengan jelas menggunakan gelombang ultrasonik. Dengan gelombang ultrasonik, bentuknya dapat divisualisasikan dan diukur. Jika panjangnya kurang dari 3 cm, ini bisa jadi mengindikasikan potensi masalah bahwa serviks tidak memiliki kemampuan sebagaimana seharusnya, sehingga menyebabkan kelahiran prematur. Pada kondisi ini diperlukan tindak lanjut segera dari pihak medis.
Serviks dikatakan tidak mampu menunjang kehamilan dan kelahiran juga disebabkan karena ketidak mampuannya untuk berkontraksi. Kondisi tidak wajar ditunjukkan pula dengan ketidak mampuannya untuk menutup, selama kehamilan. Apabila serviks tidak dapat menutup selama kehamilan, maka dokter biasanya menyarankan cervical cerclage. Treatmen ini dilakukan dengan menjahit leher rahim, sihingga dapat tertutup. Kondisi ini sangat jarang terjadi. Hanya 1% dari sekian banyak perempuan yang harus melakukan treatmen ini.
Pada saat kelahiran, serviks akan melebar, sehingga dapat dilewati oleh janin dari rahim menuju vagina. Seberapa besar dapat melebar, bergantung pada apakah perempuan tersebut pernah mengeluarkan sesuatu dari vagina atau tidak. Jika seorang perempuan belum pernah melahirkan, leher rahim tidak dapat membuka dengan lebar sebagaimana perempuan yang pernah melahirkan.
Kemampuan serviks melebar selama kehamilan tidak dapat dipastikan berdasarkan ada atau tidaknya ketidak wajaran selama kehamilan. Ini berkaitan dengan kualitas kontraksi, ukuran bayi dan keberadaan bayi dalam rahim yang mempengaruhi kemampuan serviks untuk melebar. Dr. Nardone menyebutkan bahwa perempuan sangat jarang memilki serviks stenotik. Yaitu kondisi dimana leher rahim tidak dapat melebar sama sekali. Kondisi tersebut biasanya disebabkan karena infeksi, operasi dan treatmen radiasi. Atau bisa jadi disebabkan karena kelainan anatomi genetik.
Demikianlah tadi sedikit ulasan mengenai Apa Yang Terjadi Pada Serviks Selama Kehamilan yang dapat kami bagikan untuk anda semua. Pada dasarnya, seluruh bagian rahim mengalami perubahan selama dan setelah kehamilan, terkadang posisinya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya. Dengan turunnya posisi rahim, maka serviks menjadi lebih dekat dengan bagian vagina. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak biasa terjadi pada permpuan hamil, maka sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter. Untuk mengantisipasi gangguan selama kehamilan ataupun pada saat melahirkan.